Hujan biasanya memiliki arti spesial bagi saya.
Tapi entah mengapa, akhir-akhir ini hujan tidak lagi spesial bagi saya.
Tidak lagi memancarkan aroma mistis yang membuat saya tersihir akannya.
Tapi yang jelas, saya merindu rasa itu.
Rasa merah jambu yang timbul di kala hujan mulai turun.
(ps minggu @ IDSPS, 09.12.09, 14.50)
Selasa, 08 Desember 2009
Senin, 02 Maret 2009
Sayap
22 Januari 2009
Jika kita tengah kehilangan sebuah sayap untuk terbang,
maka percayalah,
kau tetap bisa terbang.
Mengangkasa.
Sebab orang-orang di sekelilingmu siap menjadi sayap bagimu.
Keluargamu.Sahabatmu.Temanmu.
Siap menjadi sayap yang lain.
Pun tidak kau temukan sesiapa.
Percayalah, Tuhanmu selalu siap untukmu.
membantumu terbang dan mengangkasa.
Untuk memuja-Nya.
@Gramed Cijantung, 19.04, setelah membaca buku Asma Nadia.
Bagi saya, kita tidak perlu terbang hanya dengan satu sayap, sebab ada banyak sayap yang Alloh sediakan untuk kita.
Dunia saya saat ini
Setelah memutuskan untuk keluar dari kantor. Saya merasakan banyak perubahan dalam diri saya. Soal pandangan saya melihat dunia. Dahulu saya melihat bahwa kontribusi maksimal yang bisa saya berikan terhadap Islam dan Indonesia adalah lewat kantor saya. Tapi ternyata tidak. Perjalanan saya beberapa kali ke Lampung kemarin membuat saya benar-benar sadar akan kesalahan saya. Juga rencana-rencana besar yang akan saya lakukan di masa mendatang, membuat saya sadar, saya tidak akan dapat melakukan rencana tersebut jika saya masih di kantor.
Maka, dunia saya saat ini adalah dunia ketidakpastian. Dunianya petualang. Hehehe, narsis (emang). Saya terkadang masih saja tidak percaya bisa berada di sebuah tempat, namun dalam ketidakpercayaan itu, saya sudah harus berpindah ke tempat yang lain. Tapi yang jelas, saya cinta dengan dunia saya saat ini. Saya seolah-olah kura-kura yang keluar dari cangkang. Saya cuma bisa bilang : Thank U Alloh, I Love U, untuk semua takdir ini...
Lelaki Menangis
Malam itu aku mendengar bahwa ia menangis.
Katanya hingga sesenggukan.
Maka kemudian, aku menghampirinya.
Kulihat matanya merah, bahkan menjadi sipit menggendut.
Tanda bahwa ia benar-benar habis menangis.
Dengan lembut, aku duduk di sisinya.
Aku katakan padanya "I Love You".
Ia terdiam menatapku.
Aku tahu, sebentar lagi akan ada bulir-bulir air keluar dari mataku.
Maka kutundukkan kepalaku.
Menangis sepuasnya.
Aku paling tidak suka melihat lelaki menangis.
Bagiku itu menandakan kecengengan.
Tapi itu dulu.
Ternyata aku tidak suka melihat lelaki menangis, karena aku akan ikut pula menangis.
Jangan pernah menangis lagi ya.
Aku berkatanya padanya, tapi hanya dalam hati.
Jangan pernah menangis lagi ya, ayahku.
Sebab aku tidak akan pernah kuat melihatmu menangis.
Mendengarmu menangis saja, aku sudah mau menangis.
Jangan pernah menangis lagi ya, ayahku.
Sungguh, aku mencintaimu dengan sangat.
Maka, hapuslah seluruh dukamu dengan cinta dariku.
Jangan biarkan lagi air matamu tumpah.
Sungguh.
2 Maret 2009 (tentang suatu hari, saat kudengar kau menangis)
Katanya hingga sesenggukan.
Maka kemudian, aku menghampirinya.
Kulihat matanya merah, bahkan menjadi sipit menggendut.
Tanda bahwa ia benar-benar habis menangis.
Dengan lembut, aku duduk di sisinya.
Aku katakan padanya "I Love You".
Ia terdiam menatapku.
Aku tahu, sebentar lagi akan ada bulir-bulir air keluar dari mataku.
Maka kutundukkan kepalaku.
Menangis sepuasnya.
Aku paling tidak suka melihat lelaki menangis.
Bagiku itu menandakan kecengengan.
Tapi itu dulu.
Ternyata aku tidak suka melihat lelaki menangis, karena aku akan ikut pula menangis.
Jangan pernah menangis lagi ya.
Aku berkatanya padanya, tapi hanya dalam hati.
Jangan pernah menangis lagi ya, ayahku.
Sebab aku tidak akan pernah kuat melihatmu menangis.
Mendengarmu menangis saja, aku sudah mau menangis.
Jangan pernah menangis lagi ya, ayahku.
Sungguh, aku mencintaimu dengan sangat.
Maka, hapuslah seluruh dukamu dengan cinta dariku.
Jangan biarkan lagi air matamu tumpah.
Sungguh.
2 Maret 2009 (tentang suatu hari, saat kudengar kau menangis)
Kakak dan adik
Dalam perjalanan saya ke Lampung, saya melihat sebuah adegan yang menyentuh hati saya. Bagia sebagian orang mungkin biasa, tapi bagi saya sangat spesial. Saya melihat seorang kakak mengemong adiknya dengan sangat ceria. Dia seolah-olah hanya berada di dunia ini berdua saja. Ia dan adiknya. Hiruk-pikuknya dunia saat itu, seolah ia tinggalkan. Susahnya hidup ia lupakan sesat. Ya, bagaimana tidak, mata bening anak kecil adalah setes embun syurga di tengah keringnya dunia.
Mengantar Lulu

Sabtu, 28 Maret 2009
Hari ini Lulu akan bernagkat ke mesir. Saya dimintanya mengantar ke bandara. Sebab bunda dan ayahnya tidak dapat mengantar. Sayapun tidak kuasa menolak. "Mumpung lo di Jakarta Pit, lo satu2nya temen gw yang nganggur...yang lain pada kerja, sopi lagi hamil", begitu kurang lebih kata-katany (hiks...hiks...emang si lagi balik bentar ke jakarta, dan bener juga...saya menganggur).
Di perjalanan menuju bandara saya sedikit ketar-ketir tidak akan bertemu Lulu di bandara. Sebab saya berangkat dari rumah agak siang, ditambah jalanan yang sedikit macet, bis damri juga telat berangkatnya. Sepertinya sulit untuk bertemu Lulu. Maka kemudian, ketika hujan deras menemani perjalanan saya, saya berdo'a agar saya berjodoh dengan Lulu di bandara.
Alhamdulillah, saya bertemu Lulu di bandara. Bersukurnya. Senangnya. Tidak ada acara isak-tangis dalam penghantaran Lulu. Wajar, mengingat Lulu adalah orang uang sulit menangis. Bahkan saya bersalaman hanya sekali. Saya juga tidak mau berbanyak-banyak salaman, kecupan, atau apalah yang menandakan perpisahan. Sebab bagi saya ini bukan perpisahan. Ini adalah awalan untuk pertemuan selanjutnya. Momentum bagi saya untuk merealisasikan mimpi saya. Lagipula dua tahun lagi kita bertekad akan mengadakan reuni di Mekkah (Allohumma amiiin). Maka meskipun kita berpencar saat ini, namun tidaklah berarti kita benar-benar terpisah. Sebab mimpi dan cita-cita masih satu, berpadu meski dalam keterpisahan kita. Hati kita masih satu...Persaudaraan kita masih satu...Dan semoga Alloh senantiasa menyatukan kita, hati kita, mimpi kita, langkah kita, cinta kita.
Minggu, 08 Februari 2009
Pertemuan Para Pemuda
Kemarin, tepatnya tanggal 7 Februari 2009 (hari Sabtu), saya beserta teman-teman 'persaudaraan' saya berkumpul di solaria Pondok Gede, dari jam 14.30-16.30. Ini merupakan momen penting dalam hidup saya yang tidak mau saya lupakan. Ya, saya mau blog ini jadi saksi pembicaraan kita, tepatnya ajai-mamat-mae dan saya. Pertemuan kami, pertemuan para pemuda, generasi harapan, pembangun bangsa (amiiiin)
Bisa dibilang dalam pertemuan ini kita bermimpi. Bermimpi tentang membangun sebuah bangsa. Bangsa ini tepatnya. Di tengah kemorat-maritan yang berkepanjangan dan tiada berkesudahan. Kita bermimpi macam-macam. Tapi satu hal yang pasti, kita tidak akan pernah korupsi (Allohumma amiin), kita juga tidak akan menjadi politik sebagai mata pencaharian, sebab bagi kita semua, kontribusi di dalam dunia politik adalah amalan. Kita semua sepakat, kita harus mapan sebelum masuk ke dalam kancah dunia politik yang sebenarnya. Kita juga sepakat, untuk tidak merusak diri dengan hal-hal tidak penting lainnya (ya...seperti yang dilakukan banyak pembesar di negeri ini, belum becus mengurus negara, malah mengurus hal-hal yang ga penting lainnya, baca : main perempuan). Sebab kita semua sadar, kita masih punya banyak urusan penting, jadi -naudzubillah tsumma naudzubillah deh- kalo kita disibukkan dengan urusan ini. Tapi ini sih jadi catatan penting untuk para lelaki, bukan saya ataupun ajai.
Di pertemuan ini, kita sibuk dengan masing-masing mimpi kita. Berceloteh macam-macam. Mamat bermimpi suatu saat, mungkin sepuluh atau dua puluh tahun lagi kita akan berkumpul kembali, tapi kita akan bertemu untuk berkontribusi nyata kepada bangsa. Dia bermimpi akan menginstruksikan kepada masing-masing kita tentang menangani persoalan yang ada saat itu. (hehehe, dia ceritanya jadi presiden, okeh deh saya gapapa dan mau jadi ibu menterinya saat itu, asal tetep jujur ya..).
Ajai punya mimpi untuk membuat LSM tidak hanya ranah nasional, tapi juga internasional. Dia awalnya mau membangun sebuah desa dahulu. (Habis itu negara, dan kemudian dunia ya jai :). Sedangkan mae ingin jadi pengusaha. Yup...bener Mae, kita butuh investor untuk perjuangan ini. Mae di forum kemarin lebih cenderung sedikit bicara, karena pertemuan kemarin lebih banyak didominasi, tentunya oleh saya, kemudian mamat, dan ajai.Hehehe...tapi saya paham ko tentang mimpi Mae. Dan saya udah ngetek-in duluan ke Mae, untuk jadi investor dalam membangun mimpi saya. Oya, mimpi saya, selain berkiprah di dunia politik, saya juga ingin membangun sekolah, sebuah sekolah yang mampu membangun peradaban. Sebuah sekolah masa depan, tempat menetaskan generasi penerus perjuangan, generasi harapan. Ya, saya sudah punya Mae, untuk jadi investor, mamat dan ajai juga sudah masuk daftar calon investor. Dan tentunya, bintang jatuh saya wajib untuk menjadi investor juga. Sip.... Mariiii kita membangun bangsa....
Oya, obrolan lain di pertemuan ini adalah keinginan untuk saling mengingatkan apabila nantinya diantara kita ada yang melenceng. Ya...masing-masing kita akan siap menjewer masing-masing lainnya kalo nanti salah satu diantara kita ada yang bermasalah (semoga tidak ya Alloh...berikan kami keistiqomahan).
Selain itu, kita -terlebih saya- lagi iri sekali (sebenar-benarnya iri) sama mamat yang April atau Maret ini rencananya akan berangkat ke Turki untuk S2. Hiks..hiks..sebenarnya saya juga mau ke turki, tapi kemarin pas ke kedubesnya, belum apa-apa, saya udah dibilangin kalo mau sekolah di sana harus lepas jilbab (maklum masih negarasekuler).Tentunya saya langsung pupus harapan lah.... Meskipun si mamat sempet nyaranin, yaudahlah, pake apa kek di modif gitu, biar ga ketauan pake jilbab... Cuman... ya ribet lah...susah amat... Tapi kemudian saya dihibur oleh kata-katanya yang sekarang jadi penyemangat saya : "yaudah kalo lo ga bisa ke turki, nanti kita ketemuan di Perancis"... Langsung saya aminin...diikuti mae n ajai... "oke deh, nanti kalo lo ke perancis buat ketemuan, kita yang nyediain fasilitasnya"...Hahaha...saya tahu, meskipun masih bermimpi, ini bukan sekedar omong kosong atau mimpi di siang bolong. Ini adalah mimpi yang kemudian akan menjadi realita (Allohumma amiiin).
Bisa dibilang dalam pertemuan ini kita bermimpi. Bermimpi tentang membangun sebuah bangsa. Bangsa ini tepatnya. Di tengah kemorat-maritan yang berkepanjangan dan tiada berkesudahan. Kita bermimpi macam-macam. Tapi satu hal yang pasti, kita tidak akan pernah korupsi (Allohumma amiin), kita juga tidak akan menjadi politik sebagai mata pencaharian, sebab bagi kita semua, kontribusi di dalam dunia politik adalah amalan. Kita semua sepakat, kita harus mapan sebelum masuk ke dalam kancah dunia politik yang sebenarnya. Kita juga sepakat, untuk tidak merusak diri dengan hal-hal tidak penting lainnya (ya...seperti yang dilakukan banyak pembesar di negeri ini, belum becus mengurus negara, malah mengurus hal-hal yang ga penting lainnya, baca : main perempuan). Sebab kita semua sadar, kita masih punya banyak urusan penting, jadi -naudzubillah tsumma naudzubillah deh- kalo kita disibukkan dengan urusan ini. Tapi ini sih jadi catatan penting untuk para lelaki, bukan saya ataupun ajai.
Di pertemuan ini, kita sibuk dengan masing-masing mimpi kita. Berceloteh macam-macam. Mamat bermimpi suatu saat, mungkin sepuluh atau dua puluh tahun lagi kita akan berkumpul kembali, tapi kita akan bertemu untuk berkontribusi nyata kepada bangsa. Dia bermimpi akan menginstruksikan kepada masing-masing kita tentang menangani persoalan yang ada saat itu. (hehehe, dia ceritanya jadi presiden, okeh deh saya gapapa dan mau jadi ibu menterinya saat itu, asal tetep jujur ya..).
Ajai punya mimpi untuk membuat LSM tidak hanya ranah nasional, tapi juga internasional. Dia awalnya mau membangun sebuah desa dahulu. (Habis itu negara, dan kemudian dunia ya jai :). Sedangkan mae ingin jadi pengusaha. Yup...bener Mae, kita butuh investor untuk perjuangan ini. Mae di forum kemarin lebih cenderung sedikit bicara, karena pertemuan kemarin lebih banyak didominasi, tentunya oleh saya, kemudian mamat, dan ajai.Hehehe...tapi saya paham ko tentang mimpi Mae. Dan saya udah ngetek-in duluan ke Mae, untuk jadi investor dalam membangun mimpi saya. Oya, mimpi saya, selain berkiprah di dunia politik, saya juga ingin membangun sekolah, sebuah sekolah yang mampu membangun peradaban. Sebuah sekolah masa depan, tempat menetaskan generasi penerus perjuangan, generasi harapan. Ya, saya sudah punya Mae, untuk jadi investor, mamat dan ajai juga sudah masuk daftar calon investor. Dan tentunya, bintang jatuh saya wajib untuk menjadi investor juga. Sip.... Mariiii kita membangun bangsa....
Oya, obrolan lain di pertemuan ini adalah keinginan untuk saling mengingatkan apabila nantinya diantara kita ada yang melenceng. Ya...masing-masing kita akan siap menjewer masing-masing lainnya kalo nanti salah satu diantara kita ada yang bermasalah (semoga tidak ya Alloh...berikan kami keistiqomahan).
Selain itu, kita -terlebih saya- lagi iri sekali (sebenar-benarnya iri) sama mamat yang April atau Maret ini rencananya akan berangkat ke Turki untuk S2. Hiks..hiks..sebenarnya saya juga mau ke turki, tapi kemarin pas ke kedubesnya, belum apa-apa, saya udah dibilangin kalo mau sekolah di sana harus lepas jilbab (maklum masih negarasekuler).Tentunya saya langsung pupus harapan lah.... Meskipun si mamat sempet nyaranin, yaudahlah, pake apa kek di modif gitu, biar ga ketauan pake jilbab... Cuman... ya ribet lah...susah amat... Tapi kemudian saya dihibur oleh kata-katanya yang sekarang jadi penyemangat saya : "yaudah kalo lo ga bisa ke turki, nanti kita ketemuan di Perancis"... Langsung saya aminin...diikuti mae n ajai... "oke deh, nanti kalo lo ke perancis buat ketemuan, kita yang nyediain fasilitasnya"...Hahaha...saya tahu, meskipun masih bermimpi, ini bukan sekedar omong kosong atau mimpi di siang bolong. Ini adalah mimpi yang kemudian akan menjadi realita (Allohumma amiiin).
Jumat, 06 Februari 2009
Hadiah dari Syurga
Setiap kali ibu baik hati ditanya oleh orang-orang di Lampung mengenai saya,
maka pasti ibu baik hati akan menjawab :
"iya... ini turunnya dari langit mba, jatuh dari Syurga, saya dapet pas selesai saya sholat dhuha...saya minta ke Alloh agar saya punya temen untuk ke Lampung...eh...saya langsung dikasih"
hehehe, saya cuma bisa senyum-senyum aja...
bersyukur, karena datangnya saya dianggap sebagai hadiah...
bukan musibah (hehehe)
Tapi sejujurnya,
(akhirnya saya katakan kepada ibu baik hati dalam perjalanan keempat kemarin),
datangnya ibu juga merupakan hadiah bagi saya...
Hadiah spesial dari Alloh,
khusus...untuk saya...
hadiah spesial untuk saya, sebelum Alloh berikan hadiah spesial lain yang saya tunggu...
ya...ibu baik hati merupakan bintang jatuh saya...
sebelum Alloh menjatuhkan bintang jatuh lainnya...
Terima kasih Alloh,
memberikan hadiah spesial bagi saya begitu cepat...
juga,
terima kasih ibu baik hati...
yang mau menerima saya apa adanya...
apalagi saya punya banyak 'kecacatan' kepribadian...
hehehe, yang sabar ya bu...
namanya jatuh dari langit...pasti dalam perjalanan ke bumi-nya ada yang lecet2...
hehehe...
Oya bu,
kemarin2 ibu tanya tentang bintang jatuh saya seperti apa ya???
hehehe, saya jawab di sini aja ya bu...
suatu saat saya bilang ke ibu deh...
"dia, pastinya, adalah komposisi sempurna dari Alloh untuk saya,
yang akan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat untuk saya,
dan saya minta, yang menghidupi da'wah, tapi tidak hidup dari da'wah.
Yang menjadi solusi bagi da'wah, tetapi tidak menjadi masalah bagi da'wah.
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'ayun..."
terlalu abstrak ya bu...
hmmm... sederhananya...
mungkin ia
"seperti Tappei kepada Miiko. Meski tak pernah berkata-kata mengenai perasaannya, meski selalu bertengkar jika berdekatan. Namun, Tappei selalu ada ketika Miiko bersedih, melucu jika Miiko butuh dihibur, menyemangati bila Miiko patah arang. Yup... ia datang pada saat yang tepat, tidak untuk menjadi ksatria perkasa...tapi sekedar teman bicara datang hanya untuk menghibur, menghilangkan mendung yang ada, meski yang ia punya hanya setitik sinar, tapi setidaknya itu cukup..."
Hehehe, pasti ibu kalo disebut tentang Tappei ga paham ya bu...
yayaya...pokoknya sederhana saja...
ia pastinya, komposisi sempurna dari Alloh untuk saya...
Bintang jatuh saya...
tidak usah dicari ibuku sayang,
tapi ia akan jatuh dengan sendirinya,
seperti ibu yang datang pada saya...
dijatuhkan Alloh tepat pada saya...
tidak meleset...
jadi saya percaya sekali...
(Sabtu, 7 Februari 2009, menunggu datangnya jam 1...hiks...hiks...kemana ya teman2 saya...katanya mau ketemuan jam 1...ini udah jam segini tapi ga ada yang kasi kabar)
maka pasti ibu baik hati akan menjawab :
"iya... ini turunnya dari langit mba, jatuh dari Syurga, saya dapet pas selesai saya sholat dhuha...saya minta ke Alloh agar saya punya temen untuk ke Lampung...eh...saya langsung dikasih"
hehehe, saya cuma bisa senyum-senyum aja...
bersyukur, karena datangnya saya dianggap sebagai hadiah...
bukan musibah (hehehe)
Tapi sejujurnya,
(akhirnya saya katakan kepada ibu baik hati dalam perjalanan keempat kemarin),
datangnya ibu juga merupakan hadiah bagi saya...
Hadiah spesial dari Alloh,
khusus...untuk saya...
hadiah spesial untuk saya, sebelum Alloh berikan hadiah spesial lain yang saya tunggu...
ya...ibu baik hati merupakan bintang jatuh saya...
sebelum Alloh menjatuhkan bintang jatuh lainnya...
Terima kasih Alloh,
memberikan hadiah spesial bagi saya begitu cepat...
juga,
terima kasih ibu baik hati...
yang mau menerima saya apa adanya...
apalagi saya punya banyak 'kecacatan' kepribadian...
hehehe, yang sabar ya bu...
namanya jatuh dari langit...pasti dalam perjalanan ke bumi-nya ada yang lecet2...
hehehe...
Oya bu,
kemarin2 ibu tanya tentang bintang jatuh saya seperti apa ya???
hehehe, saya jawab di sini aja ya bu...
suatu saat saya bilang ke ibu deh...
"dia, pastinya, adalah komposisi sempurna dari Alloh untuk saya,
yang akan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat untuk saya,
dan saya minta, yang menghidupi da'wah, tapi tidak hidup dari da'wah.
Yang menjadi solusi bagi da'wah, tetapi tidak menjadi masalah bagi da'wah.
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'ayun..."
terlalu abstrak ya bu...
hmmm... sederhananya...
mungkin ia
"seperti Tappei kepada Miiko. Meski tak pernah berkata-kata mengenai perasaannya, meski selalu bertengkar jika berdekatan. Namun, Tappei selalu ada ketika Miiko bersedih, melucu jika Miiko butuh dihibur, menyemangati bila Miiko patah arang. Yup... ia datang pada saat yang tepat, tidak untuk menjadi ksatria perkasa...tapi sekedar teman bicara datang hanya untuk menghibur, menghilangkan mendung yang ada, meski yang ia punya hanya setitik sinar, tapi setidaknya itu cukup..."
Hehehe, pasti ibu kalo disebut tentang Tappei ga paham ya bu...
yayaya...pokoknya sederhana saja...
ia pastinya, komposisi sempurna dari Alloh untuk saya...
Bintang jatuh saya...
tidak usah dicari ibuku sayang,
tapi ia akan jatuh dengan sendirinya,
seperti ibu yang datang pada saya...
dijatuhkan Alloh tepat pada saya...
tidak meleset...
jadi saya percaya sekali...
(Sabtu, 7 Februari 2009, menunggu datangnya jam 1...hiks...hiks...kemana ya teman2 saya...katanya mau ketemuan jam 1...ini udah jam segini tapi ga ada yang kasi kabar)
Selasa, 20 Januari 2009
fokus
Saya sadari selama ini, bahwa saya bukan tipe orang yang fokus pada sebuah tempat.
Oleh karenanya, seringkali -dahulu- saya mengerjakan banyak hal bersamaan.
Meskipun seluruhnya selesai, tapi saya sadari, saya tidak melakukannya dengan sempurna.
Tapi hari ini saya disadarkan untuk fokus.
Awalnya hari ini, saya akan mengurus beberapa persyaratan untuk beasiswa s2 ke India.
Sebenarnya saya sedikit gamang, karena saya juga tengah membantu ibu baik hati untuk berkampanye di Lampung. Saya harus pergi ke Lampung tanggal 24 Januari nanti, dan baru akan kembali tanggal 6 Februari. Hmm...padahal banyak berkas yang belum saya urus, dan pengumpulan berkas paling lambat tanggal 27 Januari.
Awalnya saya masih mau nekat, mau mencoba kedua hal tersebut bersamaan. Ya... siapa tahu bisa. Tapi di perjalanan saya berdo'a "Ya Alloh, tunjukkan saya jalan yang terbaik".
Di tengah jalan saya ditelfon ibu baik hati, yang meminta saya untuk meeting dulu sebelum pergi ke Lampung untuk mempersiapkan beberapa hal. Hmmm... telfon itu bagi saya merupakan petanda bagi saya untuk fokus terhadap ibu baik hati dan menunda aplikasi beasiswa ke India. Mungkin jodoh s2 saya bukan di India. Mungkin Alloh tengah menyiapkan yang lain. Yang lebih baik.
Ya, saya juga sadar, saya harus fokus dengan satu hal ini dulu. Mengerjakan tugas-tugas yang ada dengan sebaik-baiknya.
Seperti yang disebutkan di salah satu surat di Al-Qur'an yang intinya menyuruh kita mengerjakan suatu hal dengan sebaik-baiknya, baru kemudian mengerjakan hal yang lain.
Do our best!!!
Oleh karenanya, seringkali -dahulu- saya mengerjakan banyak hal bersamaan.
Meskipun seluruhnya selesai, tapi saya sadari, saya tidak melakukannya dengan sempurna.
Tapi hari ini saya disadarkan untuk fokus.
Awalnya hari ini, saya akan mengurus beberapa persyaratan untuk beasiswa s2 ke India.
Sebenarnya saya sedikit gamang, karena saya juga tengah membantu ibu baik hati untuk berkampanye di Lampung. Saya harus pergi ke Lampung tanggal 24 Januari nanti, dan baru akan kembali tanggal 6 Februari. Hmm...padahal banyak berkas yang belum saya urus, dan pengumpulan berkas paling lambat tanggal 27 Januari.
Awalnya saya masih mau nekat, mau mencoba kedua hal tersebut bersamaan. Ya... siapa tahu bisa. Tapi di perjalanan saya berdo'a "Ya Alloh, tunjukkan saya jalan yang terbaik".
Di tengah jalan saya ditelfon ibu baik hati, yang meminta saya untuk meeting dulu sebelum pergi ke Lampung untuk mempersiapkan beberapa hal. Hmmm... telfon itu bagi saya merupakan petanda bagi saya untuk fokus terhadap ibu baik hati dan menunda aplikasi beasiswa ke India. Mungkin jodoh s2 saya bukan di India. Mungkin Alloh tengah menyiapkan yang lain. Yang lebih baik.
Ya, saya juga sadar, saya harus fokus dengan satu hal ini dulu. Mengerjakan tugas-tugas yang ada dengan sebaik-baiknya.
Seperti yang disebutkan di salah satu surat di Al-Qur'an yang intinya menyuruh kita mengerjakan suatu hal dengan sebaik-baiknya, baru kemudian mengerjakan hal yang lain.
Do our best!!!
Senin, 19 Januari 2009
Kehilangan
Saya lagi bersedihhhhhhhhhhhhh...
Sedih banget...karena saya menghilangkan sebuah bukti penting...
saya baru tau...kalo d gmail, imel yang kita simpen di 'trash' ato bahasa kasarnya kita udah buang, bakalan ke -delete- dengan sendirinya ya... kalo kita buang imel2 yang lain...
Haduh...rasanya pengin nangis aja...padahal tu bukti penting banget lagi...
sekarang saya bingung mau apa...saya juga ga tau orang yang saya kirimin masih nyimpen ato ngga. Kemungkinan besarnya sih tidak...makanya sedih banget...padahal itu bukti penting banget...dan bodohnya saya baru tahu sekarang...saat ini... Oh Alloh... help me :(
Sedih banget...karena saya menghilangkan sebuah bukti penting...
saya baru tau...kalo d gmail, imel yang kita simpen di 'trash' ato bahasa kasarnya kita udah buang, bakalan ke -delete- dengan sendirinya ya... kalo kita buang imel2 yang lain...
Haduh...rasanya pengin nangis aja...padahal tu bukti penting banget lagi...
sekarang saya bingung mau apa...saya juga ga tau orang yang saya kirimin masih nyimpen ato ngga. Kemungkinan besarnya sih tidak...makanya sedih banget...padahal itu bukti penting banget...dan bodohnya saya baru tahu sekarang...saat ini... Oh Alloh... help me :(
Merindu
Hal yang saya paling rindukan selama perjalanan ke Lampung adalah internet...
Yuppi... selama di Lampung saya tidak bisa internet-an...
Oya, saya juga rindu membaca koran, rindu menulis, rindu membaca hiruk pikuk keadaan sosial politik Indonesia...
Huhuhu... maka sekarang saya mencoba menebus rasa rindu itu dengan posting catatan-catatan perjalanan saya di blog...
Hmmm... tapi rasanya kurang enak...
soalnya udah tertahan cukup lama...
Yuppi... selama di Lampung saya tidak bisa internet-an...
Oya, saya juga rindu membaca koran, rindu menulis, rindu membaca hiruk pikuk keadaan sosial politik Indonesia...
Huhuhu... maka sekarang saya mencoba menebus rasa rindu itu dengan posting catatan-catatan perjalanan saya di blog...
Hmmm... tapi rasanya kurang enak...
soalnya udah tertahan cukup lama...
Langganan:
Komentar (Atom)