Senin, 02 Maret 2009

Mengantar Lulu


Sabtu, 28 Maret 2009

Hari ini Lulu akan bernagkat ke mesir. Saya dimintanya mengantar ke bandara. Sebab bunda dan ayahnya tidak dapat mengantar. Sayapun tidak kuasa menolak. "Mumpung lo di Jakarta Pit, lo satu2nya temen gw yang nganggur...yang lain pada kerja, sopi lagi hamil", begitu kurang lebih kata-katany (hiks...hiks...emang si lagi balik bentar ke jakarta, dan bener juga...saya menganggur).

Di perjalanan menuju bandara saya sedikit ketar-ketir tidak akan bertemu Lulu di bandara. Sebab saya berangkat dari rumah agak siang, ditambah jalanan yang sedikit macet, bis damri juga telat berangkatnya. Sepertinya sulit untuk bertemu Lulu. Maka kemudian, ketika hujan deras menemani perjalanan saya, saya berdo'a agar saya berjodoh dengan Lulu di bandara.

Alhamdulillah, saya bertemu Lulu di bandara. Bersukurnya. Senangnya. Tidak ada acara isak-tangis dalam penghantaran Lulu. Wajar, mengingat Lulu adalah orang uang sulit menangis. Bahkan saya bersalaman hanya sekali. Saya juga tidak mau berbanyak-banyak salaman, kecupan, atau apalah yang menandakan perpisahan. Sebab bagi saya ini bukan perpisahan. Ini adalah awalan untuk pertemuan selanjutnya. Momentum bagi saya untuk merealisasikan mimpi saya. Lagipula dua tahun lagi kita bertekad akan mengadakan reuni di Mekkah (Allohumma amiiin). Maka meskipun kita berpencar saat ini, namun tidaklah berarti kita benar-benar terpisah. Sebab mimpi dan cita-cita masih satu, berpadu meski dalam keterpisahan kita. Hati kita masih satu...Persaudaraan kita masih satu...Dan semoga Alloh senantiasa menyatukan kita, hati kita, mimpi kita, langkah kita, cinta kita.

Tidak ada komentar: