Kemarin, tepatnya tanggal 7 Februari 2009 (hari Sabtu), saya beserta teman-teman 'persaudaraan' saya berkumpul di solaria Pondok Gede, dari jam 14.30-16.30. Ini merupakan momen penting dalam hidup saya yang tidak mau saya lupakan. Ya, saya mau blog ini jadi saksi pembicaraan kita, tepatnya ajai-mamat-mae dan saya. Pertemuan kami, pertemuan para pemuda, generasi harapan, pembangun bangsa (amiiiin)
Bisa dibilang dalam pertemuan ini kita bermimpi. Bermimpi tentang membangun sebuah bangsa. Bangsa ini tepatnya. Di tengah kemorat-maritan yang berkepanjangan dan tiada berkesudahan. Kita bermimpi macam-macam. Tapi satu hal yang pasti, kita tidak akan pernah korupsi (Allohumma amiin), kita juga tidak akan menjadi politik sebagai mata pencaharian, sebab bagi kita semua, kontribusi di dalam dunia politik adalah amalan. Kita semua sepakat, kita harus mapan sebelum masuk ke dalam kancah dunia politik yang sebenarnya. Kita juga sepakat, untuk tidak merusak diri dengan hal-hal tidak penting lainnya (ya...seperti yang dilakukan banyak pembesar di negeri ini, belum becus mengurus negara, malah mengurus hal-hal yang ga penting lainnya, baca : main perempuan). Sebab kita semua sadar, kita masih punya banyak urusan penting, jadi -naudzubillah tsumma naudzubillah deh- kalo kita disibukkan dengan urusan ini. Tapi ini sih jadi catatan penting untuk para lelaki, bukan saya ataupun ajai.
Di pertemuan ini, kita sibuk dengan masing-masing mimpi kita. Berceloteh macam-macam. Mamat bermimpi suatu saat, mungkin sepuluh atau dua puluh tahun lagi kita akan berkumpul kembali, tapi kita akan bertemu untuk berkontribusi nyata kepada bangsa. Dia bermimpi akan menginstruksikan kepada masing-masing kita tentang menangani persoalan yang ada saat itu. (hehehe, dia ceritanya jadi presiden, okeh deh saya gapapa dan mau jadi ibu menterinya saat itu, asal tetep jujur ya..).
Ajai punya mimpi untuk membuat LSM tidak hanya ranah nasional, tapi juga internasional. Dia awalnya mau membangun sebuah desa dahulu. (Habis itu negara, dan kemudian dunia ya jai :). Sedangkan mae ingin jadi pengusaha. Yup...bener Mae, kita butuh investor untuk perjuangan ini. Mae di forum kemarin lebih cenderung sedikit bicara, karena pertemuan kemarin lebih banyak didominasi, tentunya oleh saya, kemudian mamat, dan ajai.Hehehe...tapi saya paham ko tentang mimpi Mae. Dan saya udah ngetek-in duluan ke Mae, untuk jadi investor dalam membangun mimpi saya. Oya, mimpi saya, selain berkiprah di dunia politik, saya juga ingin membangun sekolah, sebuah sekolah yang mampu membangun peradaban. Sebuah sekolah masa depan, tempat menetaskan generasi penerus perjuangan, generasi harapan. Ya, saya sudah punya Mae, untuk jadi investor, mamat dan ajai juga sudah masuk daftar calon investor. Dan tentunya, bintang jatuh saya wajib untuk menjadi investor juga. Sip.... Mariiii kita membangun bangsa....
Oya, obrolan lain di pertemuan ini adalah keinginan untuk saling mengingatkan apabila nantinya diantara kita ada yang melenceng. Ya...masing-masing kita akan siap menjewer masing-masing lainnya kalo nanti salah satu diantara kita ada yang bermasalah (semoga tidak ya Alloh...berikan kami keistiqomahan).
Selain itu, kita -terlebih saya- lagi iri sekali (sebenar-benarnya iri) sama mamat yang April atau Maret ini rencananya akan berangkat ke Turki untuk S2. Hiks..hiks..sebenarnya saya juga mau ke turki, tapi kemarin pas ke kedubesnya, belum apa-apa, saya udah dibilangin kalo mau sekolah di sana harus lepas jilbab (maklum masih negarasekuler).Tentunya saya langsung pupus harapan lah.... Meskipun si mamat sempet nyaranin, yaudahlah, pake apa kek di modif gitu, biar ga ketauan pake jilbab... Cuman... ya ribet lah...susah amat... Tapi kemudian saya dihibur oleh kata-katanya yang sekarang jadi penyemangat saya : "yaudah kalo lo ga bisa ke turki, nanti kita ketemuan di Perancis"... Langsung saya aminin...diikuti mae n ajai... "oke deh, nanti kalo lo ke perancis buat ketemuan, kita yang nyediain fasilitasnya"...Hahaha...saya tahu, meskipun masih bermimpi, ini bukan sekedar omong kosong atau mimpi di siang bolong. Ini adalah mimpi yang kemudian akan menjadi realita (Allohumma amiiin).
Minggu, 08 Februari 2009
Jumat, 06 Februari 2009
Hadiah dari Syurga
Setiap kali ibu baik hati ditanya oleh orang-orang di Lampung mengenai saya,
maka pasti ibu baik hati akan menjawab :
"iya... ini turunnya dari langit mba, jatuh dari Syurga, saya dapet pas selesai saya sholat dhuha...saya minta ke Alloh agar saya punya temen untuk ke Lampung...eh...saya langsung dikasih"
hehehe, saya cuma bisa senyum-senyum aja...
bersyukur, karena datangnya saya dianggap sebagai hadiah...
bukan musibah (hehehe)
Tapi sejujurnya,
(akhirnya saya katakan kepada ibu baik hati dalam perjalanan keempat kemarin),
datangnya ibu juga merupakan hadiah bagi saya...
Hadiah spesial dari Alloh,
khusus...untuk saya...
hadiah spesial untuk saya, sebelum Alloh berikan hadiah spesial lain yang saya tunggu...
ya...ibu baik hati merupakan bintang jatuh saya...
sebelum Alloh menjatuhkan bintang jatuh lainnya...
Terima kasih Alloh,
memberikan hadiah spesial bagi saya begitu cepat...
juga,
terima kasih ibu baik hati...
yang mau menerima saya apa adanya...
apalagi saya punya banyak 'kecacatan' kepribadian...
hehehe, yang sabar ya bu...
namanya jatuh dari langit...pasti dalam perjalanan ke bumi-nya ada yang lecet2...
hehehe...
Oya bu,
kemarin2 ibu tanya tentang bintang jatuh saya seperti apa ya???
hehehe, saya jawab di sini aja ya bu...
suatu saat saya bilang ke ibu deh...
"dia, pastinya, adalah komposisi sempurna dari Alloh untuk saya,
yang akan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat untuk saya,
dan saya minta, yang menghidupi da'wah, tapi tidak hidup dari da'wah.
Yang menjadi solusi bagi da'wah, tetapi tidak menjadi masalah bagi da'wah.
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'ayun..."
terlalu abstrak ya bu...
hmmm... sederhananya...
mungkin ia
"seperti Tappei kepada Miiko. Meski tak pernah berkata-kata mengenai perasaannya, meski selalu bertengkar jika berdekatan. Namun, Tappei selalu ada ketika Miiko bersedih, melucu jika Miiko butuh dihibur, menyemangati bila Miiko patah arang. Yup... ia datang pada saat yang tepat, tidak untuk menjadi ksatria perkasa...tapi sekedar teman bicara datang hanya untuk menghibur, menghilangkan mendung yang ada, meski yang ia punya hanya setitik sinar, tapi setidaknya itu cukup..."
Hehehe, pasti ibu kalo disebut tentang Tappei ga paham ya bu...
yayaya...pokoknya sederhana saja...
ia pastinya, komposisi sempurna dari Alloh untuk saya...
Bintang jatuh saya...
tidak usah dicari ibuku sayang,
tapi ia akan jatuh dengan sendirinya,
seperti ibu yang datang pada saya...
dijatuhkan Alloh tepat pada saya...
tidak meleset...
jadi saya percaya sekali...
(Sabtu, 7 Februari 2009, menunggu datangnya jam 1...hiks...hiks...kemana ya teman2 saya...katanya mau ketemuan jam 1...ini udah jam segini tapi ga ada yang kasi kabar)
maka pasti ibu baik hati akan menjawab :
"iya... ini turunnya dari langit mba, jatuh dari Syurga, saya dapet pas selesai saya sholat dhuha...saya minta ke Alloh agar saya punya temen untuk ke Lampung...eh...saya langsung dikasih"
hehehe, saya cuma bisa senyum-senyum aja...
bersyukur, karena datangnya saya dianggap sebagai hadiah...
bukan musibah (hehehe)
Tapi sejujurnya,
(akhirnya saya katakan kepada ibu baik hati dalam perjalanan keempat kemarin),
datangnya ibu juga merupakan hadiah bagi saya...
Hadiah spesial dari Alloh,
khusus...untuk saya...
hadiah spesial untuk saya, sebelum Alloh berikan hadiah spesial lain yang saya tunggu...
ya...ibu baik hati merupakan bintang jatuh saya...
sebelum Alloh menjatuhkan bintang jatuh lainnya...
Terima kasih Alloh,
memberikan hadiah spesial bagi saya begitu cepat...
juga,
terima kasih ibu baik hati...
yang mau menerima saya apa adanya...
apalagi saya punya banyak 'kecacatan' kepribadian...
hehehe, yang sabar ya bu...
namanya jatuh dari langit...pasti dalam perjalanan ke bumi-nya ada yang lecet2...
hehehe...
Oya bu,
kemarin2 ibu tanya tentang bintang jatuh saya seperti apa ya???
hehehe, saya jawab di sini aja ya bu...
suatu saat saya bilang ke ibu deh...
"dia, pastinya, adalah komposisi sempurna dari Alloh untuk saya,
yang akan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat untuk saya,
dan saya minta, yang menghidupi da'wah, tapi tidak hidup dari da'wah.
Yang menjadi solusi bagi da'wah, tetapi tidak menjadi masalah bagi da'wah.
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'ayun..."
terlalu abstrak ya bu...
hmmm... sederhananya...
mungkin ia
"seperti Tappei kepada Miiko. Meski tak pernah berkata-kata mengenai perasaannya, meski selalu bertengkar jika berdekatan. Namun, Tappei selalu ada ketika Miiko bersedih, melucu jika Miiko butuh dihibur, menyemangati bila Miiko patah arang. Yup... ia datang pada saat yang tepat, tidak untuk menjadi ksatria perkasa...tapi sekedar teman bicara datang hanya untuk menghibur, menghilangkan mendung yang ada, meski yang ia punya hanya setitik sinar, tapi setidaknya itu cukup..."
Hehehe, pasti ibu kalo disebut tentang Tappei ga paham ya bu...
yayaya...pokoknya sederhana saja...
ia pastinya, komposisi sempurna dari Alloh untuk saya...
Bintang jatuh saya...
tidak usah dicari ibuku sayang,
tapi ia akan jatuh dengan sendirinya,
seperti ibu yang datang pada saya...
dijatuhkan Alloh tepat pada saya...
tidak meleset...
jadi saya percaya sekali...
(Sabtu, 7 Februari 2009, menunggu datangnya jam 1...hiks...hiks...kemana ya teman2 saya...katanya mau ketemuan jam 1...ini udah jam segini tapi ga ada yang kasi kabar)
Langganan:
Komentar (Atom)